Kebakaran Kilang, Tiga Menteri Turun Tangan


Tiga menteri langsung turun tangan menangani kebakaran yang terjadi di tiga tangki kilang minyak Pertamina Unit Pengolahan (UP) IV Cilacap, Jawa Tengah. Ketiga kementerian tersebut adalah Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.

"Banyak pihak, khususnya Pak Menteri Koordinator Perekonomian (Hatta Rajasa) aktif mengambil peran, sudah langsung ke lokasi karena memang Menteri BUMN dan Menteri ESDM adalah jajaran dalam koordinasi beliau," kata Menteri ESDM Darwin Z Saleh dalam pesan singkat yang diterima VIVAnews.com di Jakarta, Minggu, 3 April 2011.

Menurut Darwin, dirinya sejak Sabtu 2 April 2011 pagi sudah mendapat laporan dari Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan. Selanjutnya, Kementerian ESDM berkomunikasi dengan Menteri BUMN Mustafa Abubakar mengenai langkah-langkah pengamanan yang akan dilakukan.

"Dalam banyak hal, Menteri ESDM senantiasa berkordinasi dengan Menteri BUMN yang juga membawahi aktivitas Pertamina," katanya.

Untuk kegiatan supervisi kegiatan harian dan aksi korporasi termasuk keamanan dan kebakaran, ujar Darwin, selama ini merupakan domain pengawasan dari Kementerian BUMN. Namun, kementerian ESDM mengaku menaruh perhatian besar mengingat kebakaran kilang dikhawatirkan berdampak pada gangguan kelancaran pasokan bahan bakar minyak (BBM).

Kementerian ESDM juga telah meminta Dirjen Minyak Bumi dan Gas Evita Legowo untuk mengirimkan direktur teknis ke lokasi bersama dirut Pertamina. Selain itu, dirinya telah menggelar rapat dengan Dirjen Migas dan Pertamina serta BPH Migas tentang penanganan kilang Cilacap dan pengendalian BBM bersubsidi.

Menurut laporan perkembangan penanganan kebakaran kilang Cilacap yang disampaikan Pertamina pada pukul 09.55 WIB, api di tangki 31-T2 sudah mengecil, sedangkan api di tangki 31-T3 sudah mulai berkurang. Namun, diakui, pada tangki 31-T7, api masih fluktuatif, artinya kadang membesar atau mengecil.

Upaya pemadaman dilakukan dengan menggunakan busa khusus yang terus disemprotkan kepada tangki 31-T2, 31-T3, dan 31-T7 dengan memakai nozzle water cannon foam yang berjarak tembak 20 meter, telescopic foam dengan jarak tembak 30 meter, terminator gun foam yang menembakkan busa khusus dengan volume  3.000 galon per menit serta injeksi selang khusus kepada foam chamber.

Manajemen Pertamina juga melaporkan mereka telah melokalisasi satu unit tangki 32T-104 dari kemungkinan menjalarnya ledakan dari tiga tangki yang sudah terbakar sebelumnya. (art)

0 comments