Kalau Tak Punya Uang Jangan Bikin Kartu Kredit, Apalagi untuk Gaya

Jakarta - Tingginya tuntutan gaya hidup metropolitan membuat banyak orang memilih cara  praktis untuk mendapatkan keinginannya. Salah satunya dengan menggunakan kartu kredit, meski tidak memiliki uang cukup untuk melunasinya.

"Banyak yang terlena dengan kemudahan menggesek kartu kredit. Padahal itu utang yang berbunga. Mending kalau punya uang, kalau tidak... aah susah sekali ditagih," kata pimpinan perusahaan jasa penagih piutang PT Bareta Indojasa Erik R Telussa, di Jl Kelapa Tiga No 37, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Jumat (1/4/2011). Pria asal Ambon ini didampingi dua pegawainya.

Erik menceritakan, setelah 8 tahun perusahaannya berdiri, ia bisa membagi lima  karakter nasabah yang sering ia temui. Kerakter tersebut juga biasa dimiliki para penunggak kartu kredit.

"Pertama, nasabah baik. Kita datang saling tukar pikiran untuk mencari solusi. Kedua, nasabah baik tapi tidak punya kemampuan membayar utang. Ketiga, punya kemampuan tapi sengaja tidak mau membayar utang," kata pria bertubuh tinggi besar ini.

Sedangkan karakter keempat adalah nasabah yang punya niat membayar tapi kurang mampu lalu minta diangsur utangnya. Kelima, nasabah tidak punya kemampuan dan tidak ada niat untuk membayar utang. Karakter terakhir inilah yang paling menyusahkan. "Tipe kelima ini yang paling menyulitkan," katanya.

Sementara itu, kooditator tim lapangan PT Bareta Indojasa Steven John mengatakan banyak pemilik kartu kredit yang kabur begitu tahu tagihannya membengkak.

"Banyak tukang tipu di Jakarta. Pemain kartu kredit begitu tagihannya gede langsung kabur begitu saja," katanya.

Steve meminta agar masyarakat tidak membuat kartu kredit jika tidak ada kemampuan untuk membayarnya. "Makanya kalau nggak punya uang jangan bikin kartu kredit, apalagi kalau cuma untuk bergaya," pesannya.

(nal/nrl)

0 comments